Waktu, Kembalilah Padaku!

Selasa, 29 Juli 2014


Ehm, pertama aku mau ngucapin selamat lebaran yaa... semoga kita menjadi manusia yang lebih baik lagi setelah hari yang fitri ini, aamiin.

Anyway, gaktau kenapa, lagi mut aja nyeritain kenangan ini. Maaf kalo antiklimaks XD

Sewaktu SMP, ketika ditanya universitas mana yang hendak aku pilih, 

aku menjawab: Universitas Indonesia! 
Jurusan? 
kedokteran! 

Walaupun jawaban itu (terutama untuk pemilihan jurusan) terasa sangat ngawur. Dan memang ngawur karena angka 8 di pelajaran matematika dan IPA saja dikualifikasikan sebagai 'kaum minoritas di rapot SMP-ku. Selebihnya, onggok-onggokan 6 yang buncit dan 7--Si Kaki Terbalik.

Tapi anehnya, di Ujian Nasional nilai IPA-ku 9. Sungguh keberuntungan dari yang maha Kuasa. Namun, jodoh memang tidak harus cocok. Ya, angka IPA-ku yang 9, bersanding dengan angka Matematika 7,5. Gakpapa, yang penting lulus *nangis T.T*

Ternyata hanya lulus tidaklah cukup. Aku ini baru lulusan SMP. Lulusan SMP mau kerja apa coba? Orangtuaku memimpikanku menjadi siswi SMA negeri favorit yang berstatus RSBI. Aku tidak memungkiri kalau aku juga ingin, namun impianku berbanding terbalik dengan usahaku mencapainya. Aku memang ikut bimbingan belajar, bahkan di dua tempat. Tapi hanya ikut, dengar, pulang. Nothing, nonsense. Hanya sedikit yang kudapat. Akhirnya, aku ikut ujian seleksi SMA RSBI dengan persiapan baik hanya pada peralatan ujian dan kartu tes. Belajar? Hahaha *cumabisaketawa*. Soal yang kujawab kebanyakan hasil ngasal. 

Aku sungguh merasa menjadi anak yang tak tahu berterimakasih. Padahal mamaku udah nganterin aku kemana-mana buat ngurus berkas-berkas, uang ayahku berhamburan sia-sia sementara anaknya tidak melakukan yang terbaik.

Btw, sehabis ujian, seperti biasa, calon siswa pada ngobrol-ngobrol tentang ujian tadi. Ada yang jawab susah, gampang, dan tidur (?).
Nah, ada teman satu SMPku yang kelihatannya sangat menyesal dan kayaknya....... gimana gitu. Kayak ada sesuatu yang harus dilakukannya selama ujian, tapi tidak dilakukannya. Oh, sebut saja dia Mawar (bukan nama sebenarnya).

"Mawar, lu kenapa?" Tanyaku.
"Ah!!! Nyebelin banget!!!!! Gua ada yang ngasal tadi! Ah! Gila! Sayang banget!!!!! Argh! Rawr! Rawr!"

Wkwk gak pake rawr rawr deng.

Yah aku juga ada yang ngasal keles. Banyak, lagi. Satu pelajaran ada 15 soal. Mayoritas aku hanya menjawab 4 atau 5 soal yang yakin. Untuk matematika, 14 soal ngasal semua.

"GUA NGASAL SATU SOAL!! ARGH!!" geramnya.

Apa?

"Kalo lu, ada yang ngasal nggak, Syah? Pasti gak ada ya?" Tanyanya positif thinking.

"Ehehehehehehehehehe," tadinya aku mau menghibur dia dengan jumlah soal ngasalku yang sampe 14 itu. Tapi nggak jadi..............

Ketika hasil diumumkan, seperti yang diprediksi, aku belum beruntung~~
Dan melihat nilai Mawar yang rerata 9..........

Aku hanya bisa tersenyum :)

Hem yah aku memang menyesal sih. Banyak hal yang pengen aku ulang. Tapi toh, waktu gak bakal balik lagi. Tapi, ketika misalnya kita berhasil mengulang waktu, kejadian yang kita ulang itu mungkin hanya menjadi suatu kejadian yang properly, kejadian yang udah diperbaiki, jadi gak ada kenangan atau pelajaran yang mesti dipetik. Bagi yang gak setuju sih gakpapa, itu hanya pendapatku. Toh waktu gak mungkin bisa diulang kan?

Dan lagi, ini juga udah takdir Tuhan. Mungkin dengan gagalku hari ini, Tuhan memberikanku 'pintu' yang lain dengan ending yang lebih baik. Aamiin.

Udah, gitu aja sih. Antiklimaks kan? Maaf ya hehe. Sipdeh, see ya next posting! :D



 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS