Sebuah catatan nggak jelas. Silakan kalau mau dibaca :)
Ah, dapat satu ilham hari ini. sebenarnya sih
ilham tertunda yang baru aku dapetin sekarang. Aku mendapatkan ini dari seorang
pria yang memang pantas mendapatkan wanita yang disukainya (asekk~)
Proses keberhasilan-penangkapan-ilham ini
menurutku harus dijelaskan dengan cerita yang agak panjang, hehe.
Ceritanya, aku mengikuti Try Out (TO) USM STAN—sebuah
sekolah kedinasan di Jakarta. TO tersebut diadakan di tiga SMA di Jakarta. Aku
mengikuti TO di salah satu SMA pilihan panitia di daerah Cibubur, Jakarta
Timur. Sebenarnya lokasi rumahku sangat jauh dengan lokasi sekolah itu. Tapi,
karena aku bareng temanku—Okta, dan ia ingin merasakan suasana berbeda di
sekolah yang jauh, maka kami pilihlah sekolah itu. TO tersebut bukan hanya
sekadar TO, disana juga terdapat seminar dan campus expo. Aku belum beruntung
karena tidak mengikuti campus expo, tapi Alhamdulillah aku dapat mengikuti TO
dan seminarnya. Walaupun aku merasa… ehm, kesulitan saat mengerjakan TO-nya
T.T.
Awalnya… aku pengen banget ikut campus expo itu.
Tapi… sang Maha Pencipta berkehendak lain. Aku kira acara campus exponya
dimulai setelah shalat Zhuhur (kira-kira pukul 1 gitu deh). Nah, ternyata
setelah aku selesai shalat suasananya malah sepi. Aku kira acaranya sudah
selesai T_T.
Yang aku herankan adalah, betapa sepinya suasana
masjid di sekolah itu. Yang aku temui cuma beberapa orang wanita peserta TO,
beberapa panitia, dan… dua orang pria saat berpapasan di tangga masjid. Aku
akui salah satu pria itu lumayan ganteng. Ah, ngeri juga ngeliatnya (ngeliat
cowok ganteng, kok ngeri, ya? Ckck). Sekalian mau ngambil sandal juga sih waktu
itu. Untungnya gak lupa bilang, “Misi, Kak,” dan dia menyahuti. Agak seneng
juga sih, hihi.
Gak cuma masjidnya yang sepi, suasana sekolahnya
juga sepi banget. Karena para panitia dan pesertanya lagi jajan? Atau… mereka
pulang? Eh tau-tau masih ada sesi seminarnya. Awalnya aku dan Okta malah lupa
kalau masih ada sesi seminar. Untungnya seminar baru hampir dimulai. Oke, di
paragraf ini aku mau cerita dua keanehan. Aneh part pertama adalah, saat aku
memasuki ruangan seminar, suasana seminar yang sepi sehingga yang mengikutinya
bisa dihitung dengan jari. Bayangin, kapan lagi dapet seminar yang pembicaranya
adalah alumni STAN sendiri? Bagian aneh part dua adalah: kakak yang ganteng yang kami temui di masjid itu tiba-tiba muncul jadi
pembicara di seminar kali itu. Weew~
Geudaeyo, aku bakal ngenalin dia. Namanya adalah Kak Kece (nama disamarkan). Ia adalah seorang lulusan sekolah tinggi kedinasan yang saat
ini sedang menempuh pendidikan S1 di sebuah PTN favorit. Udah gitu waktu SMA
dia sangat aktif berorganisasi—jadi ketua OSIS di SMA nya dulu. Di usianya yang
masih muda (kira-kira 24 tahun) dia (menurutku) sudah hidup mapan, sudah punya penghasilan
sendiri.
Yang aku herankan adalah (memang banyak yang aku
heranin. Tapi jangan heran ya, hehe), di antara setiap manusia disana, dia
selalu agak-agak lupa dengan nama orang yang sudah ditanyainya. Tapi… dia
selalu ingat namaku. Aneh bukan? Eits, tapi jangan mikir macam-macam. Akan aku
jelaskan mengapa nanti, hohoho^^
Ya, itulah yang mengesankan hari itu.
Beberapa hari kemudian…
28 Maret, 2014…
Aku yang tiba-tiba teringat Kak Kece langsung
membuka twitternya. Oke, di avatarnya ia berfoto dengan seorang wanita yang
awalnya aku kira adiknya. Tak lupa aku jelajahi blognya yang tertera di bio
twitter miliknya, lumayan buat nambah inspirasi :D (kata halus dari nge-Stalk XD) Di blog itu… terukir nama… Kak Keren (nama disamarkan)—kekasihnya. Hemm mungkin
bagi orang-orang yang mengira dia masih joms dan ‘menyimpan’ suka dengan Kak Kece sejak lama… harus siap-siap patah hati, hahaha. Dia sudah menjalin hubungan
dengan Kak Keren selama dua tahun.
Kawan, yang aku bahas ini bukan gosip atau
sebagainya, akan tetapi sebagai bahan pelajaran buat aku, terutama kita sebagai
kawula muda.
Dari blognya dan blog kekasihnya yang aku
telusuri, terlihat bahwa mereka adalah pasangan yang serasi, sama-sama bijak,
sama-sama gigih dalam menjajaki hidup. Kak Kece yang alumni STAN, notabenenya
adalah sebuah sekolah kedinasan
yang-siapa-sih-calon-mahasiswa-tidak-mau-namun-masuknya-sangat-sulit ini.
Bagaimana dengan wanita beruntung yang jadi pilihan hatinya? Ya, Kak Keren ini
adalah dokter muda lulusan UNPAD yang sudah melakukan praktek. Imagine, an
economist and a doctor, what the couple with guaranteed job, isn’t it?
Kawan, yang aku pikirkan sekarang bukanlah betapa
mapannya pekerjaan mereka, bukan. Belakangan ini aku membaca buku karangan
seorang ustadz cerdas yang bukunya dibuat ilustrasi (semacam komik). Buku itu
membahas tentang problematika remaja dalam membahas cinta *ciiiiaaaeeellah*
hahaha. Eh, eh, serius nih. Kita pasti pernah suka sama orang kan? (sama lawan
jenis tentunya). Kita punya dua pilihan:
1.
Membiarkan perasaan suka itu menjadi liar; atau
2.
Menahannya hingga saat yang tepat
Yang benar adalah pilihan kedua sebenarnya. Ah,
padahal aku sudah membaca buku itu dua kali. Tapi anehnya bukan pilihan kedua itu
yang aku jalani. Malah pilihan sesat yang aku jajaki.
Kutipan di buku itu yang aku ingat garis besarnya
adalah:
Jika aku
ingin mendapatkan suami yang baik, aku harus berandai jika aku adalah seorang
muslim yang baik itu. Jika aku seorang muslim yang taat kepada Allah, muslimah
macam apa yang akan aku ambil sebagai pendampingku?
Itu. Bagian itu yang aku baca berkali-kali. Tapi
bagian itu pula yang aku lupakan, hingga aku membaca isi blog pasangan sejoli
yang menggugah hatiku itu. Muslim yang baik dan cerdas ya untuk Muslimah yang
baik dan cerdas pula, dan sebaliknya.
Ah, tapi banyak juga pria cerdas yang berpasangan
dengan wanita yang tidak secerdas pria itu, atau sebaliknya. Haha, pasti banyak
yang berpikir begitu kan? Menurut aku nih, ya, setiap orang kan gak ada yang
terlahir sempurna, ya kan? Jadi… mereka mungkin berjodoh karena mereka bisa
saling melengkapi. Hohoho~
Aku percaya, kalau wanita itu adalah bagian
‘tulang rusuk’ jodohnya yang hilang. Jadi, apa yang si pria lakukan, nggak akan
beda jauh sama wanita yang jadi belahan jiwanya. So guys, nggak ada salahnya
kan kalo kita selalu memperbaiki diri di masa sekarang, who knows, pria yang
jadi belahan jiwa kita sedang memperbaiki dirinya pula. Eits, tapi jangan lupa…
esensi kita untuk memperbaiki diri jangan hanya mengharap jodoh semata, tapi
juga ikhlas karena ingin memperbaiki diri sebagai hamba Allah. Semoga! J J J J J
*ps:
Kalian pasti penasaran, kan, kenapa waktu itu Kak
Kece nggak lupa sama namaku? Jawabannya adalah… jeng jeng jeng!
Ada di salah satu postingan blognya Kak
Keren—berjudul AISHA. Yah walaupun bukan Aisyah sih, hehehe. Jadi, jika Kak
Kece dan Kak Keren nikah nanti, mereka bakal namain salah satu anak perempuan
mereka dengan nama itu. Wah wah, pantas aja Kak Kece nggak lupa sama namaku.
Mungkin kayak terjebak nostalgia, hahaha.
Okedehh~ segitu aja postingnyaa.. maaf ya kalau kata-katanya kurang nggak jelas --V)
see ya next posting! ;)